Jumat, 03 April 2015

RESUME MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING (KELOMPOK 5)


             TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU

A.    Pengertian Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
B.     Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman individu oleh Aiken (1997, hlm. 454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating, scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”.
C.     Pengumpulan Data
1.      Prinsip Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a.       Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:
1)      Data potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimiliknya,
2)      Aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik,
3)      Kebutuhan,
4)      Tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi,
5)      Karakteristik permanen ataupun temporer.
b.      Relevansi data
Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c.       Keakuratan data
Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data.
Empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu:
1)      Validitas data
2)      Validitas instrumen 
3)      Proses pengumpulan data yang benar
4)      Analisis data yang tepat
d.      Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi. Sekarang data tersebut disimpan secara elektronik dalam computer (soft file/CD) sehingga tidak memerlukan tempat yang banyak dan ruang data yang luas.
e.       Efektivitas penggunaan data
Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling.
2.      Macam-Macam Data
Macam-macam data:
a.       Kecakapan
1)      Kecakapan petensial (potential ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya).
a)      Abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan.
b)      Abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
2)      Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Misalnya: prestasi belajar, keterampilan, kreativitas dan lain sebagainya.
b.      Kepribadian 
1)      Fisik dan kebebasan
2)      Psikis
3)      Kegiatan : ekstrakurikuler
4)      Keunggulan-keunggulan dalam bidang: akademik. Keagamaan. Olahraga, kesenian, keterampilan, sosial, dll.
5)      Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
6)      Latar belakang
7)      Agama dan moral
8)      Lingkungan masyarakat
3.      Sumber Data
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa suber, yaitu:
a.       Sumber pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
b.      Sumber kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
4.      Aspek-Aspek yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, hasil inventori khusus, misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap dan kebiasaan belajar, serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing siswa.
5.      Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
Beberapa hal perlu mendapatkan perhatian dalam rangka penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara optimal.
a.       Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
b.      Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis. Oleh karena itu, data dalam kumpulan data harus selalu baru dengan menambahkan data baru dan menanggalkan data lama yang sudah tidak relevan lagi.
c.       Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu. Data untuk masing-masing individu dipisahkan sepenuhnya.
d.      Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat berhubungan dengan kumpulan data itu.
e.       Mengingat bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan, lagipula pengeluaran data (untuk dipakai) dan pemasukannya kembali memakan waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
6.      Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif diarahkan oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait peserta didik. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer.
Dalam era teknologi informasi, manajemen data peserta didik dilakukan secara komputer. Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor.
D. Teknik Pemahaman
1.    Pemberian Instrumen
Pemahaman tentang diri klien, tentang masalah klien, dan tentang lingkungan yang “lebih luas” dapat dicapai dengan berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam biasanya merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan pemahaman tentang diri dan masalah klien.
Instrumen bimbingan dan konseling meliputi digunakan  dan dikembangkan berbagai instrumen, baik berupa tes maupun  nontes.
a.    Instrumen Tes
Tes dipandang sebagai suatu alat yang digunakan dalam proses terapeutik dan memberikan sumbangan dalam membantu klien (siswa) untuk membuat keputusan dan perencanaan sendiri.
Ada tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: 1) sebagai alat diagnostik,2) menemukan minat dan nilai , dan 3) membuat prediksi tingkah laku.
Cronbach mengatakan tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Prayitno, et al, 2004:318).
Adapun beberapa instrument tes yaitu sebagai berikut:
1)   Tes Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak.
2)   Tes Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid.
3)   Tes prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
b.    Instrumen Nontes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang minta informasi).
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
a.    Wawancara pengumpulan data (informational interview)
b.    Wawancara konseling (counseling interview)
c.    Wawancara disiplin (diciplinary interview)
d.   Wawancara penempatan (placement interview)
2.    Observasi(pengamatan)
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a.    Observasi sehari-hari (daiily observation)
b.    Observasi sistematis (systematic observation)
c.    Observasi partisipatif (participative observation)
d.   Observasi non-partisipasif (non participative observation)
3.    Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serat mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari bebagai pihak
4.    Konferensi kasus
Konferensi kasus merupakan suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar murid yang menjadi kasus, kepala sekolah, psikolog, dokter, petugas perpustakan, orang tua siswa atau personel lain yang mengenal dekat dengan murid.


Catatan :
Perbedaan Intelegency dengan IQ :
·         IQ : Potensi seseorang dalam mengerjakan sesuatu
·         Intelegency : Kecerdasan dalam keadaan saat itu
Sifat dari Intelegency bisa naik turun, sedangkan IQ cenderung tetap. Sehingga dapat disimpulkan lebih penting Intelegency dibandingkan IQ
Tes IQ akurat untuk merepresentasikan keadaan suatu individu saat : lingkungan saat diadakan tes IQ mendukung, keadaan individu saat tes IQ sehat, tidak merasa terintimidasi dengan penguji, tidak ada masalah.
Reveral Kasus : alih tangan kasus diluar lingkungan sekolah. Kalau masih di dalam ruang lingkup sekolah, semua perangkat sekolah wajib membantu.

Materi di atas merupakan hasil paparan presentasi dari kelompok 5 yang beranggotakan : Ayyuna Zulfa Z (1205452), Nadia Azhari Alfiyyati (1202266), Novat Yantika N.W (1200106), Putri Astuti (1206099)Departemen Pendidikan Matematika A 2012.
Referensi : Makalah BK Kelompok 5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar