TEKNIK-TEKNIK DASAR
PEMAHAMAN INDIVIDU
A. Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris
in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
Manusia sebagai makhluk individu
memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur
jasmani dan rohaninya, ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan
jiwanya.
B. Pengertian
Pemahaman Individu
Pemahaman individu oleh Aiken (1997,
hlm. 454) diartikan sebagai “Appraising
the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing
human behavior and mental processes includes such procedures as observations,
interviews, rating, scale, check list, inventories, projective techniques, and
tests”.
C. Pengumpulan
Data
1. Prinsip
Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a. Kelengkapan data
Data yang dikumpulan hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Data
potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimiliknya,
2) Aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik,
3) Kebutuhan,
4) Tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi,
5) Karakteristik permanen ataupun temporer.
b. Relevansi data
Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan
kebutuhan layanan bimbingan dan konseling.
c. Keakuratan data
Data
yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data.
Empat
hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu:
1) Validitas data
2) Validitas instrumen
3) Proses pengumpulan data yang benar
4) Analisis data yang tepat
d. Efisiensi penyimpanan data
Data yang sudah diolah,
selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi. Sekarang data
tersebut disimpan secara elektronik dalam computer (soft file/CD) sehingga tidak memerlukan tempat yang banyak dan ruang
data yang luas.
e. Efektivitas penggunaan data
Data
yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan
bimbingan dan konseling.
2. Macam-Macam
Data
Macam-macam data:
a. Kecakapan
1) Kecakapan
petensial (potential ability)
diperoleh secara heriditer (pembawaan
kelahirannya).
a) Abilitas dasar umum (general inteligence) atau kecerdasan.
b) Abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (bakat, aptitudes).
2) Kecakapan
aktual (actual ability) yang
menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji
sekarang juga. Misalnya: prestasi belajar, keterampilan, kreativitas
dan lain sebagainya.
b. Kepribadian
1) Fisik dan kebebasan
2) Psikis
3) Kegiatan : ekstrakurikuler
4) Keunggulan-keunggulan
dalam bidang: akademik. Keagamaan. Olahraga, kesenian, keterampilan, sosial,
dll.
5) Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
6) Latar belakang
7) Agama dan moral
8) Lingkungan masyarakat
3. Sumber
Data
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui
beberapa suber, yaitu:
a. Sumber
pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara,
observasi ataupun teknik pengukuran.
b. Sumber
kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah
mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
4. Aspek-Aspek
yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan
dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Selain itu, himpunan data juga
memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot,
hasil inventori khusus, misalnya tentang masalah-masalah yang dialami, sikap
dan kebiasaan belajar, serta pelayanan yang pernah diterima masing-masing
siswa.
5. Hal-Hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
Beberapa
hal perlu mendapatkan perhatian dalam rangka penyelenggaraan himpunan data dan
pemanfaatannya secara optimal.
a.
Materi himpunan data
yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang
tepat tentang individu.
b.
Data tentang individu
selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis. Oleh karena itu, data dalam
kumpulan data harus selalu baru dengan menambahkan data baru dan menanggalkan
data lama yang sudah tidak relevan lagi.
c.
Data yang terkumpul
disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu. Data untuk
masing-masing individu dipisahkan sepenuhnya.
d.
Data dalam himpunan
data itu pada dasarnya bersifat rahasia. Hanya orang-orang tertentu saja yang
dapat berhubungan dengan kumpulan data itu.
e.
Mengingat bahwa data
yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan
perkembangan, lagipula pengeluaran data (untuk dipakai) dan pemasukannya
kembali memakan waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh
pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
6. Manajemen
dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif
diarahkan oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling
akan menjamin setiap peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan
dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas
diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling
yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data
terkait peserta didik. Data yang diperoleh dan digunakan perlu
diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara
manual maupun komputer.
Dalam
era teknologi informasi, manajemen data peserta didik dilakukan secara
komputer. Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar
perkembangan setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor.
D.
Teknik Pemahaman
1. Pemberian
Instrumen
Pemahaman
tentang diri klien, tentang masalah klien, dan tentang lingkungan yang “lebih
luas” dapat dicapai dengan berbagai cara. Wawancara dan dialog yang mendalam
biasanya merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan pemahaman tentang diri
dan masalah klien.
Instrumen bimbingan dan konseling
meliputi digunakan dan dikembangkan
berbagai instrumen, baik berupa tes maupun
nontes.
a. Instrumen
Tes
Tes
dipandang sebagai suatu alat yang digunakan dalam proses terapeutik dan
memberikan sumbangan dalam membantu klien (siswa) untuk membuat keputusan dan
perencanaan sendiri.
Ada
tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: 1) sebagai alat diagnostik,2)
menemukan minat dan nilai , dan 3) membuat prediksi tingkah laku.
Cronbach mengatakan tes merupakan
prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan menggambarkannya dalam
bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Prayitno, et al,
2004:318).
Adapun beberapa instrument tes yaitu
sebagai berikut:
1) Tes
Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak.
2) Tes
Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid.
3) Tes
prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes
prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan
untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Instrumen
Nontes
Instrumen
non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara, catatan
anekdot, angket, sosiometri, inventori yang dibakukan. Teknik Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan
responden (orang yang minta informasi).
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
a. Wawancara pengumpulan data (informational interview)
b. Wawancara konseling (counseling interview)
c. Wawancara disiplin (diciplinary interview)
d. Wawancara penempatan (placement interview)
2. Observasi(pengamatan)
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a. Observasi sehari-hari (daiily observation)
b. Observasi sistematis (systematic observation)
c. Observasi partisipatif (participative observation)
d. Observasi non-partisipasif (non participative observation)
3. Studi
Kasus
Studi
kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh
dan mendalam serat mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya
diperoleh dari bebagai pihak
4. Konferensi
kasus
Konferensi
kasus merupakan suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan
seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah. Unsur-unsur yang dapat
turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri atas, konselor,
guru-guru yang mengenal benar murid yang menjadi kasus, kepala sekolah,
psikolog, dokter, petugas perpustakan, orang tua siswa atau personel lain yang
mengenal dekat dengan murid.
Catatan :
Perbedaan Intelegency dengan IQ :
·
IQ : Potensi seseorang
dalam mengerjakan sesuatu
·
Intelegency :
Kecerdasan dalam keadaan saat itu
Sifat
dari Intelegency bisa naik turun, sedangkan IQ cenderung tetap. Sehingga dapat
disimpulkan lebih penting Intelegency dibandingkan IQ
Tes IQ akurat untuk
merepresentasikan keadaan suatu individu saat : lingkungan saat diadakan tes IQ
mendukung, keadaan individu saat tes IQ sehat, tidak merasa terintimidasi
dengan penguji, tidak ada masalah.
Reveral Kasus : alih tangan kasus
diluar lingkungan sekolah. Kalau masih di dalam ruang lingkup sekolah, semua
perangkat sekolah wajib membantu.
Materi
di atas merupakan hasil paparan presentasi dari kelompok 5 yang beranggotakan : Ayyuna Zulfa Z (1205452),
Nadia Azhari Alfiyyati (1202266), Novat Yantika N.W (1200106), Putri Astuti (1206099)Departemen
Pendidikan Matematika A 2012.
Referensi
: Makalah BK Kelompok 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar